 |
| Buah Srikaya di Bluto Sumenep Rasanya Beda Dengan Di Daerah Lainya |
Pasar tradisional musiman buah srikaya di Desa Bluto, Kecamatan Bluto ini hampir di sepanjang jalan dijajakan buah srikaya dengan kemasan keranjang. Pasar musiman ini memang khsus menjual buah srikaya yang panen sekali dalam setahun, yakni kisaran pertengahan Maret hingga April.
Walaupun buah srikaya ini bisa ditanam di semua daerah, namun tidak semua warga di Sumenep dapat bertani srikaya. Pohon srikaya hanya bisa tumbuh dan berbuah bagus hanya ada di Desa Langsar, Kecamatan Saronggi. Sehingga setiap kali panen warga menjualnya di pasar khusus buah srikaya.
"Biasanya saya menjual sampai sore, kadang sudah habis semua. Untuk per keranjang paling mahal Rp100 ribu untuk keranjang besar," kata siti, salah satu penjual Srikaya di Pasar Bluto.
"Harga buah srikaya musim ini cukup normal untuk sepuluh buah harganya Rp40 ribu, sementara untuk keranjang ukuran besar harganya Rp100 ribu per satu keranjang," jelasnya.
Srikaya rupanya membawa rezeki bagi masyarakat di Sumenep. Pada musim kali ini, harga buah yang merupakan ciri khas tanaman masyarakat di daerah Kecamatan Bluto, dan di Kecamatan Saronggi ini cukup tinggi.
Para petani Srikaya di daerah tersebut sudah mulai memadati dan memasarkan buah Srikaya di pinggir jalan raya Sumenep-Pamekasan. Tidak butuh waktu lama. Hanya berselang dalam hitungan jam, buah-buah Srikaya itu ludes diborong sebagian pengguna jalan yang sedang melintas.
Para pembeli bukan hanya orang daerah Sumenep, melainkan warga di luar daerah. Sebab, kualitas Srikaya di Sumenep, jauh berbeda dengan daerah lain. Lebih awet dan rasanya juga lebih enak. Sehingga banyak warga luar daerah menyukai buah Srikaya asli Sumenep ini. (Red)
