Bupati Sumenep Abuya Busro Karim Saat Mencoba Main Layangan di Pantai Slopeng |
Menariknya, Batik On The Sea kali ini dikemas dengan sejumlah rangkaian acara spektakuler, diantaranya Parede Layang layang berbahan Batik, Fashion Batik Competition, Pameran Batik hingga lomba fotografi. Event tersebut mampu menyedot ribuan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Bupati Sumenep, A. Busyro Karim dalam sambutannya menjelaskan, parade layang layang batik ini diadakan untuk menarik wisatawan asing untuk memperkenalkan batik yang ada di Sumenep.
"Kita ingin mengembangkan industri batik yang ada di Kabupaten Sumenep ini, yang dari kelompok kelompok kecil hingga menjadi kelompok besar supaya lebih berkembang dan dapat dilestarikan," jelasnya.
Bupati dua periode ini memastikan, dulu batik hanya kesederhanaan dari Desa ke Desa, namun kali ini batik sudah menjadi kebanggaan bagi masyarakat, dan Indutri batik di Sumenep tidak hanya akan dipertahankan, melainkan wajib ditingkatkan.
"Kita mendukung batik di Sumenep ini melalui kebijakan kebijakan, misalnya, anak Sekolah Dasar (SD) sudah harus memakai batik, dan ASN juga tiap hari Selasa harus memakai batik," imbuh politisi senior PKB ini.
Lebih lanjut, suami Nurfitriana ini mengurai, di Kabupaten Sumenep terdapat 46 industri batik dengan ciri khas yang berbeda. Sehingga budaya membatik bukannya hanya harus dipertahankan, tetapi harus ditingkatkan ke level Nasional.
“Mulai dari dulu batik menjadi sebuah kebanggaan dan kesederhanaan tersendiri yang dipakai dari Desa ke Desa. Namun saat ini sudah menjadi industri batik mulai dari yang kecil hingga memproduksi dalam skala besar,” jelasnya.
Busyro menambahkan, guna menjaga kelestarian batik khas Sumenep, pemerintah Daerah sangat mendukung. Terbukti dalam kebijakannya Batik dijadikan sebagai seragam sekolah dan juga seragam ASN di Sumenep.
“Dari sisi tradisinya kita mendukung Batik di Sumenep melalui sederet kebijakan,” ungkapnya.
Mantan ketua DPRD Sumenep itu juga memastikan akan mendukung penuh para pembatik di Sumenep, agar terus meningkatkan kualitas dan krearivias batiknya.
“Ini dilakukan agar Batik Sumenep bisa bersaing di pasar nasional, bahkan Internasional,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, parade layang layang batik ini tidak ditentukan pemenang. Namun, memilih 5 terbaik. Terbaik pertama diraih utusan Kecamatan Manding, kedua dari KKS Dungke' dan ketiga diraih delegasi dari Kecamatan Lenteng.
Sementara terbaik ke empat dan lima, masing masing diraih SMPN 6 Sumenep dan SMPN 6 Sumenep. Ke lima terbaik tersebut mendapatkan cinderamata, sertifikat serta uang tunai sebesar Rp. 250.000,-.